Outsourcing: Trend Bisnis Mutakhir?

Selama ini para pelaku usaha sebisa mungkin mengoperasikan bisnisnya dengan melaksanakan seluruh proses dari hulu ke hilir.

Setiap komponen aktivitas usahanya sebisa mungkin dilakukan secara mandiri dan merupakan unit bisnis dari lembaganya.

Misalkan sebuah perusahaan produsen susu instan kemasan cenderung memiliki unit bisnis yang dimulai dari peternakan sapi perahan hingga pemrosesan, pemaketan, distribusi, pemasaran dan penjualan produknya tersebut.

Tentunya hal tersebut memerlukan investasi yang besar dan berpeluang pula meningkatnya resiko atas penanaman modal tersebut dalam berbagai bentuknya.

Beberapa lembaga bisnis mulai menyadari resiko dari gaya bisnis konvensional tersebut.

Mereka mulai melakukan perampingan atas struktur organisasi dan tata kerjanya mengikuti kebutuhan atas pengambilan serta eksekusi kebijakannya secara efektif di era kompetisi yang semakin ketat ini.

Beberapa unit bisnisnya mulai dilepas dan dilakukan skema kerjasama outsourcing dengan penyedia produk jasa/barang dari perusahaan lain.

Semakin lama perusahaan-perusahaan tersebut makin fokus pada bisnis intinya dan bagian-bagian pelengkap lainnya diusahakan sebisa mungkin di-outsource ke perusahaan lain.

Kalaupun sudah terbentuk unit-unit bisnis pelengkapnya maka biasanya dijadikan anak-anak perusahaan yang posisinya pun menjadi pihak outsourcer dan secara mandiri harus menjadi profit center bagi organisasinya.

Maka dapat kita lihat bahwa semakin lama demi memenuhi tuntutan untuk beradaptasi dengan kondisi persaingan bisnis, outsourcing menjadi trend masa bisnis mutakhir dan semakin berkembang di masa depan.

Beberapa contoh berikut ini mungkin dapat menjadi gambaran bagi kita tentang prospek bisnis tersebut.

Boneeto, produk susu instan kemasan yang ditujukan untuk pasar anak-anak pra remaja produksi perusahaan asing asal New Zealand melakukan kerjasama outsourcing dengan produsen susu lokal di negara ini yang sebenarnya adalah kompetitor di pasaran.

Namun perusahaan asing tersebut tetap yakin bahwa mereka memiliki keunggulan khusus dan tetap fokus pada konsep pemasarannya daripada alih-alih mengambil resiko besar berinvestasi dengan membangun pabrik pengolahan susu di Indonesia.

Setidaknya jika kemudian menurut analisis bisnisnya di masa-masa awal pemasaran produknya di Indonesia terjadi kerugian maka mereka dapat segera menghentikan kerjasama outsourcing-nya tanpa harus terkena kerugian yang cukup besar jika harus mengembangkan seluruh komponen usahanya dari hulu ke hilir.

Contoh lainnya adalah jaringan restoran siap saji Kentucky Fried Chicken yang lisensi nasional di Indonesianya dipegang oleh PT. Fastfood Indonesia.

Daripada pusing-pusing memikirkan proses penyimpanan dan distribusi logistiknya yang tentunya memerlukan investasi dan mengundang resiko kerugian yang cukup besar maka mereka melakukan kerjasama dengan Wira Logistik untuk warehousing dan distribusi.

Dalam bisnis teknologi informasi pun memiliki prospek yang cukup cerah di masa depan. Apalagi teknologi informasi adalah dunia yang perubahan paradigma dan solusinya bergerak sangat cepat.

Maka tentunya para pengguna barang/jasa teknologi informasi akan lebih minim resiko jika mereka melakukan kerjasama outsourcing.

Dengan waktu kerjasama yang relatif pendek, sistem pembayaran yang luwes dan skema kerjasama yang dapat dihentikan di tengah masa kerjasama, para pelaku usaha akan cenderung memilih solusi tersebut dibandingkan jika harus secara mandiri membangun divisi yang khusus mengelolanya.

Sekalipun skema outsourcing ini banyak menyimpan cerita yang painfull akan tetapi masih banyak juga cerita successfull yang lain.

Hal terpenting dalam melakukan kerjasama outsourcing adalah skema kerjasamanya. Kalkulasikan secara rinci dan carilah sebanyak-banyaknya referensi serta undanglah sebanyak-banyaknya penyedia jasa/barang dengan sistem tersebut.

Maka harapan memperoleh solusi yang lebih minim resiko finansial serta hasil yang lebih efektif dalam meningkatkan akselerasi serta sinergi aktivitas bisnis tentunya akan mendorong peningkatan laba perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Jadi jangan ragu untuk menggunakan sistem outsourcing dalam bisnis Anda selama hal tersebut di atas dilaksanakan.

Plus Anda pun yang ingin menyediakan jasa outsourcing harus memiliki visi dan misi serta kemauan belajar yang tiada henti karena setiap saat penggunanya akan dengan mudah berpindah ke para pesaing yang lebih baik.

2 Responses to Outsourcing: Trend Bisnis Mutakhir?

  1. Robert S berkata:

    Perusahaanku pakai Jasa Outsource IT untuk pembuatan database.

    Lebih Simple,karena tidak punya budget besar kalau harus membuat team sendiri yang mengerjakan itu.Lagipula belum punya pengalaman.

  2. Bobby berkata:

    Di tempatku juga efektif pake outsource IT.Project jadi tidak over cost.

Tinggalkan komentar